Bimbingan Sakaratul Maut Bagi Klien Muslim

Gambar

Assalamu’alaikum wr.wb

Bismilahirahman nirahim..

     Puji dan syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT, juga tidak lupa salawat serta salam mari kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena berkat rahmat serta karunianya saya dapat menyelesaikan blog ini.  Blog ini menjelaskan tentang “Bimbingan Sakaratul Maut Bagi Klien Muslim”. Semoga dapat memberi manfaat untuk para pembaca sekalian. Amin..

Selamat membaca..

A. Pengertian Sakaratul Maut

       Istilah sakaratul maut berasal dari bahasa arab, yaitu “sakarat” dan “maut”. Sakarat dapat diartikan dengan “mabuk” sedangkan “maut” berarti kematian. Dengan demikian, sakaratul maut berarti orang yang sedang dimabuk dengan masa-masa kematiannya.

    Sakaratul maut merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Sakartul maut dan kematian merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena tersendiri. kematian lebih kearah suatu proses, sedangkan sakaratul maut merupakan akhir dari hidup.

        Mengenai tanda-tanda khusul khotimah atau su’ul khotimah seseorang yang sedang sakaratul maut, Usman bin Affan pernah berkata bahwa Nabi Muhammad bersabda:

“Perhatikanlah orang yang hampir mati, seandainya kedua matanya terbelalak, dahinya berkeringat, dan dua lubang hidungnya bertambah besar, membuktikan bahwa ia sedang memperoleh kabar gembira, tetapi jika dia mendengar seperti orang yang sedang mendengkur (ngorok) atau tercekik, wajahnya pucat, mulutnya bertambah besar, berarti ia telah mendapat kabar buruk”.

    Adapun orang-orang mukmin yang sedang sakaratul maut, Nabi Muhammad telah menggambarkan dengan sabdanya:

“Ketika menjelang roh orang mukmin dicabut, maka datanglah malaikat pencabut nyawa membawa kain sutra yang didalamnya ada minyak kasturi dan sejambak bunga yang wangi, kemudian roh orang Mukmin itu pun dicabut dengan lemah lembut seperti mencabut rambut dari adonan tepung, lalu diserukan kepadanya:
“Wahai jiwa yang tenteram kembalillah kepada Tuhan-Mu dalam keadaan ridho dan diridhoi dan kembalilah kepada rahmat dan kasih sayang Allah.”

Gambaran tentang beratnya sakaratul maut dijelaskan dalam Al Qur,an dan hadist, diantaranya:

وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا ۙ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيق

Artinya: Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata “rasakan olehmu siksa neraka yang membakar” (niscaya kamu akan merasa sangat nyeri) (QS Al Anfal: 50).

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ

Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al An’am :93).

Menurut beberapa hadist:

“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang.” (HR Tirmidzi)
“Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)
“Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa.” (Ka’b al-Ahbar, sahabat Rasulullah saw)
“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri.” (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan)
“Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki.” ( Imam Ghozali)

B. Tanda-Tanda Sakaratul Maut

      Ciri-ciri pokok (secara medis) orang yang akan melepaskan nafasnya yang terakhir (sakaratul maut), adalah sebagai berikut:

  • penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang dimulai pada anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung yang terasa dingin dan lembab,
  • kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat.
  • Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat.
  • Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene stokes.
  • Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas nampak lebih pasrah menerima.

         Menurut Dadang Hawari, “orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual,dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”. Sehingga, pasien terminal biasanya bereaksi menolak, depresi berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Oleh sebab itu, peran perawat sangat dibutuhkan untuk mendampingi pasien yang dapat meningkatkan semangat hidup klien meskipun harapannya sangat tipis dan dapat mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi kehidupan yang kekal.

Tanda-tanda kematian:

1. 100 hari : Seluruh badan rasa bergegar.

2. 60 hari : Pusat rasa bergerak-gerak.

3. 40 hari : Daun dengan nama orang yang akan mati di arash akan jatuh dan malaikat maut pun datang kepada orang dengan nama tersebut lalu mendampinginya sehingga saat kematiannya. Kadang-kadang orang yang akan mati itu akan merasa atau nampak kehadiran malaikat maut tersebut dan akan sering kelihatan seperti sedang rungsing.

4. 7 hari : Mengidam makanan.

5. 5 hari : Anak lidah bergerak-gerak.

6. 3 hari : Bahagian tengah di dahi bergerak-gerak.

7. 2 hari : Seluruh dahi rasa bergerak-gerak.

8. 1 hari : Terasa bahagian ubun bergerak-gerak di antara waktu subuh dan ashar.

9. Saat akhir : Terasa sejuk dari bahagian pusat hingga ke tulang solbi (di bahagian belakang badan) Seelok-eloknya bila sudah merasa tanda yang akhir sekali, mengucap dalam keadaan qiam and jangan lagi bercakap-cakap.

Bila Malaikat Mencabut Nyawa

Baginda Rasullullah SAW bersabda :

“Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu.”

Sambung Rasullullah SAW lagi:

“Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibril  akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di syurga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada disekelilinginya. Ini adalah kerana sangat rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibril”

        Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibril akan menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di sekelilinginya. Ini adalah kerana terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya.

       Dari sebuah hadis bahwa apabila Allah SWT menghendaki seorang mukmin itu dicabut nyawanya maka datanglah malaikat maut. Apabila malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah mulut maka keluarlah zikir dari mulut orang mukmin itu dengan berkata:

“Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini kerana orang ini sentiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah SWT”

     Setelah malaikat maut mendengar penjelasan itu, maka dia pun kembali kepada Allah SWT dan menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang mukmin itu. Lalu Allah SWT berfirman yang bermaksud:

“Wahai malaikat maut, kamu cabutlah ruhnya dari arah lain.”

        Sebaik saja malaikat maut mendapat perintah Allah SWT maka malaikat maut pun cuba mencabut roh orang mukmin dari arah tangan. Tapi keluarlah sedekah dari arah tangan orang mukmin itu, keluarlah usapan kepala anak-anak yatim dan keluar penulisan ilmu.

Maka berkata tangan :

“Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut roh orang mukmin dari arah ini, tangan ini telah mengeluarkan sedekah, tangan ini mengusap kepala anak-anak yatim dan tangan ini menulis ilmu pengetahuan.”

        Oleh kerana malaikat maut gagal untuk mencabut roh orang mukmin dari arah tangan maka malaikat maut mencoba dari arah kaki. Malangnya malaikat maut juga gagal melakukan sebab kaki berkata:

“Tidak ada jalan bagimu dari arah ini kerana kaki ini sentiasa berjalan berulang alik mengerjakan solat dengan berjemaah dan kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-majlis ilmu.”

       Apabila gagal malaikat maut, mencabut roh orang mukmin dari arah kaki, maka malaikat maut mencoba dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut menghampiri telinga maka telinga pun berkata:

“Tidak ada jalan bagimu dari arah ini kerana telinga ini sentiasa mendengar bacaan Al-Quran dan zikir.”

    Akhir sekali malaikat maut mencoba mencabut ruh orang mukmin dari arah mata tetapi baru saja hendak menghampiri mata maka berkata mata:

“Tidak ada jalan bagimu dari arah ini sebab mata ini sentiasa melihat beberapa mushaf dan kitab-kitab dan mata ini sentiasa menangis kerana takutkan Allah.”

       Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada Allah SWT. Kemudian Allah SWT berfirman yang bermaksud :

“Wahai malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada roh orang yang beriman itu.”

     Sebaik saja mendapat perintah Allah SWT maka malaikat maut menghampiri roh orang itu dan menunjukkan Asma Allah SWT Sebaik saja melihat Asma Allah dan cintanya kepada Allah SWT maka keluarlah roh tersebut dari arah mulut dengan tenang.

Abu Bakar R.A. telah ditanya tentang kemana roh pergi setelah ia keluar dari jasad. Maka berkata Abu Bakar R.A: Roh itu menuju ketujuh tempat :

1. Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga Adnin.

2. Roh para ulama menuju ke Syurga Firdaus.

3. Roh mereka yang berbahagia menuju ke Syurga Illiyyina.

4. Roh para shuhada berterbangan seperti burung di syurga mengikut kehendak mereka.

5. Roh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari kiamat.

6. Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.

7. Roh orang-orang kafir akan berada dalam neraka Sijjin, mereka diseksa berserta jasadnya hingga sampai hari Kiamat.

Telah bersabda Rasullullah S.A.W: Tiga kelompok manusia yang akan dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya:

1. Orang-orang yang mati syahid.

2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan ramadhan.

3. Orang berpuasa di hari Arafah.

C. Peran Perawat dalam Mendampingi Pasien Sakaratul Maut

     Karena batapa sakitnya proses sakaratul maut itu, maka perawat muslim memiliki peran dalam mendampingi pasien muslim dalam proses sakaratul maut, antara lain sebagai berikut :

1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT.

        Pada sakaratul maut perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada Allah sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslem. Jangan sampai seorang dari kamu mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah, selanjutnya Allah berfirman dalam hadist qudsi, Aku ada pada sangka-sangka hambaku, oleh karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang baik . Selanjutnya Ibnu Abas berkata, Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut, hiburlah dia supaya bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa dengan Tuhannya itu. Selanjutnya Ibnu Mas´ud berkata : Demi Allah yang tak ada Tuhan selain Dia, seseorang yang berbaik sangka kepada Allah maka Allah berikan sesuai dengan persangkaannya itu. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan apapun jua berada ditangannya.

2. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut

       Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah).

3. Mengajarkannya atau mengingatkannya untuk mengucapkan kalimat syahadat yaitu La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.

     Perawat muslim dalam mengajarkan atau mengingatkanya kalimah laaillallah dapat dilakukan pada pasien terminal menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan nafasnya yang terakhir.

    Dalam keadaan yang seperti itu peran perawat disamping memenuhi kebutuhan fisiknya juga harus memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar diupayakan meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah. Perawat membimbing pasien dengan mentalkinkan (membimbing dengan melafalkan secara berulang-ulang), sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim.

“Talkinkanlah olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju surga”.

    Selanjutnya Umar Bin Ktahab berkata Hindarilah orang yang mati diantara kami dan dzikirkanlah mereka dengan ucapan Laailahaillahllah, maka sesungguhnya mereka (orang yang meninggal) melihat apa yang tidak bisa, kamu lihat .

4. Menghadapkannya ke arah kiblat.caranya jika ia berbaring,maka lambung kanannya diarahkan ke lantai.

   Disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah kiblat. Sebenarnya ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw. Hanya saja dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus shalih melakukan hal tersebut. Para Ulama sendiri telah menyebutkan dua cara bagaimana menghadap kiblat:

a. Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya dihadapkan kearah kiblat. Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar ia menghadap kearah kiblat.

b. Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap ke kiblat. Dan Imam Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara yang paling benar. Seandainya posisi ini menimbulkan sakit atau sesak, maka biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang membuatnya selesai.

5. Mendo’akannya agar dosanya diampunin dan dimudahkan keluarnya ruh .Wallahu A’lam.

   Di samping berusaha memberikan sentuhan perawat muslim perlu berkomunikasi terapeutik, antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda:

“Bila kamu datang mengunjungi orang sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan. Selanjutnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah Rasulullah bersabda apabila kamu menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka tutuplah matanya karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan kata-kata yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan.”

       Berdasarkan hal diatas perawat harus berupaya memberikan suport mental agar pasien merasa yakin bahwa Allah Pengasih dan selalu memberikan yang terbaik buat hambanya, mendo’akan dan menutupkan kedua matanya yang terbuka saat roh terlepas, dari jasadnya.

D. Perubahan Tubuh Setelah Kematian

a. Rigor mortis (kaku) dapat terjadi sekitar 2-4 jam setelah kematian, karena adanya kekurangan ATP (Adenosin Trypospat) yang tidak dapat disintesa akibat kurangnya glikogen dalam tubuh. Proses rigor mortis dimulai dari organ-organ involuntery, kemudian menjalar pada leher, kepala, tubuh dan bagian ekstremitas, akan berakhir kurang lebih 96 jam setelah kematian.

b. Algor mortis (dingin), suhu tubuh perlahan-lahan turun 1 derajat celcius setiap jam sampai mencapai suhu ruangan.

c. Post mortem decompotion, yaitu terjadi livor mortis (biru kehitaman) pada daerah yang tertekan serta melunaknya jaringan yang dapat menimbulkan banyak bakteri. Ini disebabkan karena sistem sirkulasi hilang, darah/sel-sel darah merah telah rusak dan terjadi pelepasan HB.

        Demikian uraian tentang Bimbingan Sakaratul Maut Bagi Klien Muslim, semoga para pembaca sekalian dapat mengambil manfaat dari yang telah saya uraikan, Semoga setelah membaca postingan saya ini,  wawasan para pembaca sekalian tentang bimbingan sakaratul maut dapat bertambah.

Terimakasih..

Wassalamu’alaikum wr.wb

Referensi:

Materi mentoring Fkep Unpad

http://www.scribd.com/doc/52832208/Peran-Perawat-Muslim-Dalam-Sakaratul-Maut

http://id.wikipedia.org/wiki/Sakratul_maut

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Saat Pasien Sakaratul Maut

sakaratul maut

    Saat pasien menghadapi keadaan kritis atau menjelang sakaratul maut hampir tidak ada satupun perawat yang ingat pada kebutuhan spiritual klien. Padahal mereka sendiri yakin bahwa keperawatan meliputi aspek Bio-Psiko-Sosio-spiritual, tetapi pada kenyataannya, aspek spiritual ini jarang diperhatian oleh perawat. Padahal klien yang dirawatnya harus meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah (suatu akhir penghidupan yang selamat). Di samping hal tersebut,, kita tahu bahwa konsep keperawatan Virginia Handerson menyatakan bahwa salah satu peran perawat adalah membantu agar klien siap meninggal dengan tenang.

    Agama dalam ilmu pengetahuan merupakan suatu spiritual nourishment (gizi ruhani). Seseorang yang dikatakan sehat secara sempurna tidak hanya cukup gizi makanan tetapi juga gizi rohaninya harus terpenuhi. Menurut hasil Riset Psycho Spiritual For AIDS Patient, Cancepatients, and for Terminal Illness Patient, menyatakan bahwa orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapat perhatian khusus (Dadang Hawari, 1977, 53). Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, ada sekelompok pasien yang selalu menunda operasinya sehingga jadwal operasi yang telah dibuat ditunda lagi. Setelah diselidiki ternyata mereka mengalami ketakutan operasi dan takut mengahadapi kematian atau tidak bisa bangun lagi, tetapi pada kelompok pasien yang komitmen agamanya baik, hal tersebut tidak menjadi masalah dan lebih siap menghadapi kematian.

    Pentingnya pemenuhan kebutuhan spiritual bagi pasien terminal, di samping untuk meningkatkan semangat hidup klien yang sudah di diagnosa harapan sembuh tipis, juga mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi kematian, karena berdasarkan penelitian Kubbler and Ross bahwa pasien terminal seringkali dihinggapi rasa depresi yang berat, perasaan marah akibat ketidak berdayaan, dan putus asa. Sedangkan pasien senantiasa berada di samping perawat dalam menjalani siklus atau fase akhir dari kehidupannya.

   Menurut konsep agama Islam, fase akhir tersebut sangat menentukan baik tidaknya kematian seseorang dalam menuju kehidupan alam kekal dan perawat sendiri kelak akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan Allah SWT. Karenanya upaya pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di rumah sakit mutlak diperlukan. Tenaga Kesehatan hendaknya menyakini bahwa sesuai ajaran agama yang dianutnya menjelang fase akhir dari kehidupan manusia di dunia terdapat fase sakaratul maut yang banyak digambarkan oleh Rasulullah tentang beratnya fase tersebut, sehingga Rasulullah senantiasa mengajarkan do´a untuk diringankan dalam sakaratul maut.

      Beberapa contoh gambaran sakaratul maut, menurut Syaranie dalam bukunya Maut dan Dialog Suci menggambarkan tentang sakitnya sakaratul maut yang dapat terjadi pada pasien terminal, Sesuai firman Allah SWT kepada Ibrahim AS adalah Seperti panasnya besi dibakar pada kain sutera yang basah, lalu nyawapun ditarik. Selanjutnya Allah berfirman kepada Nabi Musa, rasanya seperti burung hidup yang digoreng dalam wajan. Rasanya seperti domba yang hidup kemudian diikuti oleh penjagal. Rasanya lebih perih pedih dibanding sayatan pedang, geretan gergaji, dan tusukan benda tajam. Seringan-ringannya kematian seperti duri dalam kain. Bisakah duri keluar dari sutera tersebut tanpa robekan. Seperti berada dalam selimut api panas dan seolah-olah bernafas dalam lubang jarum seakan-akan berada dalam satu pohon yang berduri lalu ditarik dari ujung kaki sampai keubun-ubun.

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar